Dalam rangka penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Nasional 2019 (PKN 2019), dengan tema Ruang Bersama Indonesia Bahagia yang diselenggarakan pada tanggal 7 - 13 Oktober 2019 di Istora Senayan Jakarta, dilaksanakan juga seminar florikultura nasional yang bertema Pengembangan Ekosistim Florikultura yang Berintegrasi dan Berkelanjutan pada 12 Oktober 2019. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mensinergikan dan mengintegrasikan kepentingan para pihak dalam bidang florikultura, dari aspek hulu sampai ke hilir. ASBINDO dan IPBI (Ikatan Perangkai Bunga Indonesia) sebagai organisasi yang mewakili bidang florikultura turut serta dalam kegiatan ini.
Sebagai narasumber dalam seminar ini, Dra Sri Hartini, MSi (Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) menyampaikan tentang “Hortikultura dan Pemajuan Kebudayaan”. Berdasarkan UU Pemajuan Kebudayaan no 5/2017, Pemerintah Pusat dan Daerah, stakeholder, dan masyarakat bertugas untuk dapat menghidupkan dan menjaga ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan, salah satunya dalam bidang hortikultura. Masyarakat Indonesia telah memiliki pengetahuan tradisional akan manfaat dari setiap tanaman hortikultura seperti tanaman obat yang kemudian diolah menjadi jamu. Bunga juga sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Indonesia, yang terlihat dalam berbagai adat istiadat.
Dr Liferdi Lukman (Direktur Buah dan Florikultura), Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian menyampaikan tentang “Khazanah Florikultura Indonesia.” Dr Liferdi juga mengakui pemanfaatan bungs dalam kultur masyarakat Indonesia, terlihat dari kegiatan sehari-hari maupun ritual keagamaan. Ini merupakan potensi pengembangan usaha florikultura dari sisi keunggulan, peluang usaha domestik bahkan ekspor.
Ketua Umum ASBINDO, Ir. Hesti Widayani, MM menyampaikan tentang “Potensi Ornamental Horticultura Indonesia,” yang mencakup potensi dan peluang yang dimiliki Indonesia, analisa SWOT usaha florikultura, strategi pengembangan usaha dan kondisi yang diharapkan untuk usaha florikultura nasional.
Sedangkan Ir. Anang Nugroho, MEM memaparkan tentang “Pengembangan Florikultura Indonesia,” dengan memperlihatkan usaha florikultura global dan posisi Indonesia di pasar global serta arah kebijakan pengembangan florikultura.
Dari Kementerian Pariwisata, Tidar Hetsaputra menyampaikan tentang “Diversifikasi Atraksi Pariwisata Indonesia melalui Florikultura”. Florikultura dapat menjadi bagian dari destinasi wisata, sudah jelas terbukti.
Kusnaeni dari Direktorat Pengembangan Pasar Dalam Negeri, Badan Ekonomi Kreatif menyampaikan tentang “Flowering the Creativity, Blooming the Economy, Pursuing the Happiness”. Ada 16 (enam belas) subsektor ekonomi kreatif. Tidak ada yang khusus tentang bunga. Tetapi bunga dapat menjadi bagian dari kriya dan digunakan dalam desain interior, fashion, industri kreatif MICE (sebagai bagian dekorasi ruang kegiatan).
Mari kita satukan kekuatan dengan bersinergi dan berkolaborasi bersama seluruh pihak terkait dalam bidang florikultura, untuk mewujudkan industri florikultura yang kuat, mandiri dan berdaya saing. Floriculture is Our Future.