Kegiatan dan Pameran

Pada tanggal 3 November 2023, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura dari Kementerian Koordinator Perekonomian RI, mengundang ASBINDO untuk membicarakan rencana penyusunan Grand Design Florikultura Indonesia. Dalam pertemuan itu, selain Pengurus dan anggota ASBINDO, hadir juga perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Perhimpunan Florikultura Indonesia (PFI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Pusat Kajian Hortikultura Tropis (PKHT) IPB University.

Tujuan pertemuan ini adalah untuk:

1. Mengumpulkan berbagai perspektif dan pengalaman dari para pemangku kepentingan terkait florikultura

2. Mempertajam pemahaman tentang kondisi saat ini dan masa depan potensi industri florikultura

3. Membahas isu utama, peluang, dan hambatan yang dihadapi oleh industri florikultura

4. Merumuskan rekomendasi dan langkahlangkah strategis untuk menyusun Grand Design Florikultura Indonesia

Sebagai pengantar diskusi, Asisten Deputy Agrisbisnis Hortikultura – Yuli Sri WIlanti, menyampaikan tentang florikultura Indonesia berdasarkan data BPS 2022 yang mencakup produksi florikultura (sentra produksi, area produksi, jenis dan jumlah produksi florikultura) serta data ekspor impor florikultura Indonesia berdasarkan data dari trademap.org. Selain itu, disampaikan juga analisa SWOT yang menunjukkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman florikultura Indonesia.

Dari hasil diskusi, dapat dicatat beberapa hal yaitu, penyusunan grand design florikultura akan melibatkan para pihak terkait florikultura (pelaku usaha, akademisi/peneliti, pemerintah) dan perlu ditetapkan cakupan perencanaan strategis untuk usaha florikultura ini (bunga potong, daun potong, tanaman hias pot, tanaman untuk taman). Apakah akan lebih luas seperti yang dikenal dalam dunia internasional sebagai ornamental horticulture yang mencakup tidak hanya produk florikultura (bunga potong, daun potong, tanaman hias dan tanaman untuk taman), tetapi juga landscape horticulture termasuk turf industry (industri rumput untuk estetika, taman, lapangan olah raga). Ada aspek hilir florikultura yang belum disentuh yaitu untuk usaha minuman, makanan dan kosmestik. Semua aspek dalam rantai pasok usaha florikultura perlu diperhatikan : pembenihan/pembibitan, budidaya, panen, pasca panen, transportasi dan distribusi termasuk logistik agar produk sampai ke kepada konsumen dengan kualitas baik. Perencanaan startegis ini juga akan disusun secara clustering sesuai produk dan aspek dalam rantai pasok dan pendukunganya.

Masalah data florikultura dalam negeri yang kurang lengkap dan diragukan validasinya, regulasi yang menghambat, pengelolaan sumber daya genetik yang belum optimal, impor benih/bibit florikultura yang masih cukup besar, promosi dan pemasaran untuk pasar domestik serta pasar ekspor yang masih perlu terus dilakukan, termasuk market intelligence akan menjadi hal penting yang perlu diperhatikan juga.

Meskipun rencana penyusunan Grand Design Florikultura Indonesia sudah dibicarakan sejak tahun 2004, namun sampai saat ini, belum terdapat Grand Design Florikultura Indonesia sebagai rencana induk yang bertujuan untuk memberikan arah kebijakan pelaksanaan selama kurun waktu tertentu secara efektif dan efisien, terukur, terintegrasi, dan berkelanjutan. Semoga rencana penyusunan Grand Design Florikultura Indonesia yang telah dibicarakan dalam pertemuan di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian RI ini dapat segera terwujud. (Rosana A. Harahap)