Tahukah Anda tren terbaru dalam dunia florikultura nasional dan internasional? Semua tren berawal dari yang hal kecil dan moment yang tepat menjadikan hal kecil ini menjadi produk baru yang digunakan oleh banyak orang. ASBINDO selalu memantau tren baru dan ingin membaginya kepada Anda pada halaman ini.
Sri Sulastri salah satu peserta dari IPBI DPC kabupaten Cianjur menampilkan rangkaian bunga kiriman Ucapan Perayaan Pernikahan Emas, rangkaian yang dibuat menonjolkan nuansa perpaduan warna gold yg diselaraskan dengan vase bunga kayu yg berwarna natural. Rangkaian bunga pada tahun 2025 diprediksi akan mencerminkan tren yang terus berkembang dalam dunia desain dan estetika, dengan perhatian khusus pada warna, gaya, dan elemen yang lebih alami.
Dewan Pengurus Pusat Ikatan Perangkai Bunga Indonesia (DPP IPBI) pada tanggal 16 Oktober 2024 menggelar kegiatan demo, seminar dan lomba merangkai bunga dengan tema Flower Arrangement Trend yang diadakan di Jakarta Design Centre (JDC). Pada kesempatan ini peserta dari perwakilan DPD/ DPC IPBI seluruh Indonesia menampilkan karya terbaiknya yang akan menjadi tren di tahun mendatang.
Beberapa tren 2025 yang mungkin akan populer di tahun tersebut meliputi:
1. Minimalis dan Organik
Gaya yang lebih sederhana, menggunakan bunga-bunga lokal dan musiman. Bunga dengan bentuk alami dan tidak terlalu dirapikan akan menjadi pilihan utama. Desain ini menonjolkan keindahan alam yang tidak terlalu dipaksakan.
2. Warna-warna Pastel Lembut
Warna pastel seperti mint, lavender, peach, dan baby blue akan tetap mendominasi. Namun, kombinasi warna yang lebih subtel dan elegan dengan sentuhan warna netral seperti krem atau abu-abu juga akan menjadi tren.
3. Bunga Tahan Lama dan Preserved Flowers
Penggunaan bunga yang diawetkan (preserved flowers) atau bunga kering akan semakin populer. Selain ramah lingkungan, bunga jenis ini juga memberi kesan elegan dan bisa bertahan lebih lama, sehingga banyak digunakan dalam dekorasi pernikahan atau acara-acara penting.
Pada mulanya bunga papan dibuat dengan stereofoam berukuran 2 meter x 1 meter atau lebih ditutup dengan busa tipis / spoons. Untuk menulis huruf-huruf dibuat simpul-simpul dari kertas crepe, diikat dengan kawat , namanya suyok. Dengan berjalannya waktu, suyok dibuat juga dari spoon tipis. Sebelum menggunakan suyok , huruf huruf dibentuk dari bunga marigold warna kuning muda / tua. Kemudian dengan semakin bertambah banyaknya permintaan untuk kiriman ucapan Selamat pembukaan dan kedukaan, para pembuat bunga papan berkreasi dengan suyok kertas atau spoon.
Suyok banyak digunakan karena dapat didaur ulang. Setelah acara selesai, bunga papan akan diambil para pemulung untuk dijual kembali kepada pembuat bunga papan di pasar, yang kemudian dirangkai ulang untuk pembeli berikutnya, termasuk bunga segarnya ditata ulang. Berbeda dengan Winny Florist, Winny Florist membuat bunga papan dengan materi baru, yang mengakibatkan harga menjadi lebih tinggi dibandingkan harga penjual bunga papan di pasar.
Dengan berkembangnya teknologi digital, bunga papan dikreasikan sebagai banner yang diprint / dicetak sesuai desain, berbagai ukuran dan logo, lalu dibuat dengan bunga segar sebagai pelengkapnya. Bunga papan kekinian dibuat dengan ukuran kecil, dihias dengan bunga kering atau bunga kertas. Hal ini merupakan satu karya seni yang kreatif.
Mengapa bunga papan kekinian disain demikian? Sebab dengan disain seperti itu, kreasi tersebut bisa masuk kedalam ruangan hotel, gedung dan lain-lain , Sedangkan bunga papan berukuran 2 m x 1 m tidak diperbolehkan masuk ruangan. Apakah dengan disain-disain kekinian, tanpa bunga segar akan mengancam petani-petani penghasil bunga segar? menurut saya tidak, karena sampai saat ini para pembuat bunga papan masih sering kekurangan bunga segar. Itu juga yang menjadi penyebab pembuat bunga papan di pasar mendaur ulang dengan alasan kejar tayang bunga sulit. Dan konsumen mau bagus & murah.
Kegiatan memelihara tanaman hias merupakan salah satu kegiatan yang banyak diminati banyak orang selama masa pandemi Covid 19. Hobi merawat dan mengoleksi tanaman hias ini nampaknya tetap akan berlangsung pada tahun 2022.
Menurut floraldaily.com, sebuah studi yang dilakukan oleh Floral Marketing Fund menyatakan bahwa pembelian tanaman tampaknya tidak akan menurun. Tanaman berperan dalam membuat ruangan menjadi lebih indah, menarik, segar serta mendukung kesehatan mental dan kebugaran. Orang-orang yang telah “jatuh cinta” dengan tanaman hias tertentu bahkan bersedia membayar dengan harga mahal. Pada masa new normal pun tanaman hias akan terus diminati.
Beberapa pengamat dan penata tanaman (dari laman thespruce.com dan architeruraldigest.com) memprediksi tren tanaman hias 2022 masih berkisar pada kelompok tanaman Araceae (antara lain jenis-jenis Alocasia, Aglaonema Epipremnum, Monsteram, Philodendron, Rhapidhopora), termasuk jenis-jenis langka dan variegatanya.
Tanaman berdaun merah, ungu dan pink variegata, seperti Peperomia caperata “Schumi Red”, Costus erythrophyllus, Begonia spp, Aglaonema spp juga akan banyak diminati. Selain itu juga tanaman merambat, seperti Rhaphidhopora tetrasperma, Hoya ; tanaman berbunga dan penuh warna seperti anggrek serta tanaman yang sedikit atau minim perawatan seperti kaktus dan sukulen juga Sansevieria spp, Zamioculcas (ZZ plant) dan Epipremnum spp (pothos).
Tanaman hias dengan beragam bentuk daun, tekstur, ukuran dan warna yang unik serta bunga yang indah menjadikan hunian kita terasa lebih hidup dan menyenangkan. Tanaman hias jenis apa yang akan Anda miliki tahun ini?
Halaman 1 dari 9