Florikultura di Indonesia, relatif baru bagi telinga kita. Memang, ini adalah cabang yang baru dari hortikultura.Namun pertumbuhannya terbilang subur dan cepat. Bidang yang meliputi bunga,ornamental, kultivasi dan propagasi tanaman bunga untuk kebun, nurseri dan lanskap ini, kini menjadi industri yang berkembang pesat.
Menurut hasil analisa dan prediksi untuk periode 2019-2024, pasar global florikultura akan berkembang dengan CAGR)* 8,6%. Selanjutnya diharapkan mencapai $3.65 M pada akhir 2027. Laporan ini juga menunjukkan kompetisi yang meramaikan pasar. Sejak 2016 florikultura di negara-negara Asia Pasifik terus meningkat berkat partisipasi pemerintah dalam upaya mengadopsi florikultura, seperti yang kini terjadi juga di Indonesia. Memang, Pemerintah diharapkan membantu penyediaan varietas bibit berkualitas tingi, pemilihan penggunaan pestisida serta tak kurang pentingnya peran Pemerintah dalam pemanfaatan bunga sebagai hadiah, penghias berbagai acara pribadi maupun resmi, untuk mendukung pertumbuhan florikultura di negaranya.
Jepang, India dan Cina adalah negara Asia Pasifik yang diperkirakan menjadi kontributor besar dalam pertumbuhan florikultura pada era 2019-2024.Sementara di Kawasan Amerika ada Nikaragua di Selatan, diikuti USA, dan Kanada yang nampak akan mendorong pertumbuhan pasar florikultura secara signifikan. Eropa, yang pada 2016 terhitung penyumbang laba tertinggi pada pasar global florikultura,diharapkan akan mencatat CAGR di atas 5,9 % dalam periode 2018-2027. Ini berkat peningkatan pemakai produk florikultura di negara-negara antara lain Denmark, Belanda dan Swis.
*CAGR = Compound Annual Growth Rate atau laju pertumbuhan tahunan suatu bisnis dalam periode tertentu.